Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:yg bermaksud:
"Tiada suatu musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah, dan barang siapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. At Taghobun: 11)Berkata Al qomah (lengkapnya Al Qomah bin Qais bin Abdullah bin Malik An Nakhai, salah seorang tokoh ulama besar dari kalangan tabi'in) menafsirkan kata "Iman" yang disebutkan dalam ayat ini dengan mengatakan:"Yaitu: orang yang ketika ditimpa musibah, dia meyakini bahawa itu semua dari Allah, maka dia pun ridho dan pasrah (atas takdir-Nya)" .Kemudian barang siapa yang beriman maka dia diberi petunjuk pada hatinya, maknanya adalah seseorang yang ditimpa musibah kemudian dia tahu dengan yakin bahwa itu adalah takdir dari Allah lalu dia sabar dan mengharapkan pahala dari Allah dan kemudian pasrah dengan apa yang Allah takdirkan maka Allah akan berikan petunjuk pada hatinya.Orang yang sabar menghadapi musibah-musibah yang Allah takdirkan maka akan diberikan Allah petunjuk pada orang yang sabar dan beriman ini dan Allah akan gantikan apa yang hilang darinya dengan berlipat kali, dan Allah ganti apa yang hilang dengan hidayah.Kalaupun hilang tidak diganti tapi Allah beri gantinya dengan hidayah.Subhanallah, kalau saja hidayah dapat dibeli niscaya harganya tidak cukup dengan dunia dan seisinya (terlalu murah). Maka orang yang mendapatkan musibah tadi kehilangan sebagian kecil dunianya, kehilangan apa yang dia miliki, yang dia cintai musibah menimpanya kemudian dia sabar maka Allah ganti dengan hidayah, dia semakin lurus jalannya, semakin mendapatkan petunjuk.Kalau kita renungkan sungguh tidak seimbang yang hilang masalah dunia diganti oleh Allah dengan hidayah yang sangat tinggi nilainya, walhamdulillah hirobbil 'alamin, subhanallah. ..Allah menggantikan apa yang hilang daripadanya dengan hidayah pada hatinya dan Allah gantikan sebagai pengganti apa yang hilang keyakinan yang jujur dalam hatinya, bahkan kadang Allah ganti pula dunianya, Subhanallah. .. Sudah diganti hidayah ternyata dunianya yang hilang Allah kembalikan lagi dengan berlipat.Orang yang sabar terhadap musibah digantikan hidayah saja sudah cukup besar dan berlipat-lipat, sudah tidak ada bandingnya dengan apa yang hilang dari kita, apalagi diberi oleh Allah pula apa yang hilang tadi Allah kembalikan.Allah Subhanahu wa Ta'ala maha mengetahui apapun segala sesuatu, bawasanya apa yang muncul dari Allah sebagai takdirnya adalah muncul dari ilmu-Nya, Allah takdirkan musibah tadi karena Allah maha mengetahui hikmah dibalik musibah tadi yang mengandung hikmah tersebut.Oleh karena itu mestinya kita sabar, kita tidak tahu (bodoh) sedangkan Allah maha tahu, Allah menakdirkan sesuatu yang dimata kita buruk, musibah, mengambil apa yang kita miliki, tapi kita yakin ilmu Allah lebih 'alim dari kita, dan Allah tahu apa yang kita tidak tahu, dan Allah tahu hikmah yang kita belum tahu, maka kita katakan bahwa musibah ini 'pasti ada hikmahnya', sebab Allah tidak mungkin menakdirkan sesuatu tanpa hikmah, Allah menakdirkan sesuatu dengan ilmu-Nya, Allah maha tahu mana yang terbaik, maka kesimpulannya adalah kita harus sabar, kita tidak tahu mungkin ada hikmahnya dibalik ini insya Allah, kita tidak tahu mungkin ada baiknya dan ini merupakan keyakinan yang harus ada pada diri seseorang dan termasuk keimanan kepada Allah dan kepada sifat-sifat- Nya.Semoga bermanfaat, wallahu ta'ala a'lam bissowab...[Muroja'ah dari kajian Kitabut Tauhid dengan Syarah Fathul Majid bab "Minal iimani wa shobru 'ala aqdalillah" oleh al-Ustadz Muhammad Umar As-sewed hafidzahullah. Ditranskip oleh Abu Ahmed Muhammad Khadafi.]-- Mutiara Salafus Shalih:Para ulama di muka bumi seperti bintang-bintang di langit. Bila bintang-bintang itu tampak, maka orang-orang mengambil petunjuk dengan bintang-bintang itu. Dan bila bintang-bintang itu tidak terlihat oleh mereka, mereka menjadi bingung. (Abu Muslim Al-Khaulani Rahimahullah)Akan lahir dari ilmu: Kemuliaan walaupun orangnya hina, Kekuatan walaupun orangnya lemah, Kedekatan walaupun orangnya jauh, Kekayaan walaupun orangnya fakir, dan Kewibawaan walaupun orangnya tawadhu'. (Wahab bin Munabbih Rahimahullah)Apabila seseorang menuntut ilmu, maka hal itu akan terlihat pada khusyu'nya, pandangannya, lisannya, tangannya, shalatnya, dan zuhudnya. Apabila seseorang meraih salah satu bab ilmu lalu dia amalkan, hal itu lebih baik baginya daripada dunia dan seisinya." (Al-Hasan Al-Bashri Rahimahullah)Janganlah engkau merasa sombong terhadap ilmu, karena ilmu adalah lembah-lembah. Yang manapun engkau tempuh, dia akan mengalahkanmu sebelum engkau mencapainya. Akan tetapi ambillah ilmu itu bersamaan dengan perjalanan siang dan malam. Dan janganlah engkau mengambil ilmu sekaligus, karena barang siapa yang mengambil ilmu sekaligus, akan hilang pula sekaligus. Akan tetapi ambillah ilmu sedikit demi sedikit, bersamaan dengan perjalanan siang dan malam. (Az-Zuhri Rahimahullah, dari Yunus bin Yazid)Pondasi Al jama'ah adalah para shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mereka adalah ahlussunah wal jama'ah, siapa saja yang tidak mengambil ilmu dari mereka sungguh telah sesat dan terjatuh dalam kebid'ahan. (Al Imam Al Barbahari Rahimahullah)
No comments:
Post a Comment